Sabtu, 27 Februari 2010

FLU BABI

Akankah Mengancam ACEH
by khairul amal
Tersentak Dunia dikejutkan serangan virus flu baru yang muncul kali pertamanya di Meksiko. Departemen kesehatan Meksiko menyatakan penyakit ini telah menewaskan 86 orang dan menyerang lebih dari 1.400 sejak 13 April lalu dan angka tersebut terus bertambah seiring dengan perjalanan waktu. Virus yang sama juga menyerang Amerika Serikat. Pemerintah AS mengumumkan bahwa virus telah ditemukan di New York, California, Texas, Kansas, dan Ohio, namun belum ada laporan mengenai korban jiwa. Sementara Spanyol, Selandia Baru, dan Kanada melaporkan dugaan kasus tersebut kian hari kian mecemaskan.

Amerika Serikat (AS) menetapkan keadaan darurat atas terjadinya kasus suspect flu babi di negara tersebut. Hingga kini terdapat 20 kasus yang sudah terdeteksi antara lain Ohio (1), Kansas (2), dan New York (8). Status darurat ditetapkan setelah digelarnya pertemuan di Gedung Putih yang diikuti oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Demikian seperti dilaporkan reuters, Minggu (26/4/2009).

Pertemuan tersebut juga menghasilkan beberapa butir kesimpulan sebagai respons terhadap merebaknya flu babi, yang telah menjadi ketakutan global. Di AS sendiri, belum ada penderita suspect flu babi yang meninggal dunia. Virus itu tergolong baru dan belum ada vaksin untuk mematikannya. CDC merekomendasikan adanya rencana untuk menutup sekolah-sekolah yang potensial bagi penyebaran virus flu babi.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano mengatakan pemeriksaan penumpang pesawat dari Meksiko tidak menjamin dapat mencegah penularan virus flu babi. Karenanya, pemerintah juga akan melakukan pengawasan secara pasif. AS akan menggelontorkan dana US$ 50 juta untuk pengadaan Tamiflu dan Relanza sebagai stok obat-obatan yang strategis. Pemerintah tidak akan mengaitkan wabah flu babi ini dengan kemungkinan percobaan aksi terorisme dan tidak akan melakukan investigasi mengenai hal itu.

Negara-negara Asia mulai mengambil tindakan untuk mengantisipasi menyebarnya flu babi Meksiko ke seluruh dunia. Beberapa di antaranya memberlakukan karantina dan pengecekan terhadap orang-orang yang baru saja tiba dari Meksiko dan Amerika Serikat yang terindikasi gejala flu. Seperti diberitakan Reuters, Minggu (26/4/2009), pemerintah China telah mengeluarkan peringatan darurat dan meminta warganya yang baru saja pulang dari Meksiko dan AS melapor jika mengalami gejala seperti flu. Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian juga terus memantau perkembangan penyebaran virus ini.

Sedangkan Singapura terus memantau dan meminta seluruh petugas kesehatan waspada jika terjadi kasus yang mencurigakan. Pemerintah juga menyarankan warganya yang dalam seminggu terakhir baru pulang dari Meksiko dan Texas serta California segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang menyerupai flu. Selain itu warga juga diminta membatasi kunjungan ke Meksiko dan AS. "Yang mengkhawatirkan adalah banyak penderita yang sebelumnya tidak pernah melakukan kontak dengan peternakan maupun babi. Artinya penularan dari orang ke orang sangat bisa terjadi," ujar Menkes Singapura Khaw Boon Wan.
Sementara itu Vietnam telah meluncurkan sistem pengawasan penyakit untuk mendeteksi kasus-kasus yang mencurigakan. Pemerintah Vietnam juga telah berkoordinasi dengan WHO untuk mencari informasi tentang penyakit tersebut dan cara-cara pencegahannya. Korea Selatan bahkan telah mengkarantina dan mengecek setiap orang yang baru datang dari Meksiko dan AS. Hal serupa diberlakukan untuk daging babi impor dari kedua negara tersebut.

Di Hong Kong, pemerintah melakukan pengawasan terhadap titik-titik perbatasan. Orang-orang yang kedapatan mengalami gejala seperti flu babi dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih jauh. Di Jepang, petugas Bandara Narita yang terletak di sebelah timur Tokyo mengecek suhu badan setiap orang yang baru datang dari Meksiko. Pemerintah juga memeriksa setiap babi impor yang hidup. Kementerian Luar Negeri Jepang juga mengeluarkan nasehat (advisory) agar warga yang hendak pergi ke Meksiko mempertimbangkannya kembali jika tidak benar-benar perlu.

Di Filipina, pemerintah meningkatkan pengawasan di pelabuhan untuk mencegah masuknya daging babi impor dari AS dan Meksiko. Mereka juga menyerukan agar dilakukan vaksinasi rutin terhadap peternakan babi. Adapun di Malaysia, orang-orang yang menuju dan pulang dari Meksiko diperiksa kesehatannya. Di Indonesia sendiri, Departemen Kesehatan telah mengambil berbagai langkah antisipatif dan berkoordinasi dengan WHO serta Departemen Peternakan dan Departemen Pertanian. Namun sejauh ini belum ada pemeriksaan dan karantina yang dilakukan terhadap warga yang baru datang dari Meksiko dan AS.

Flu babi jenis baru yang merupakan kombinasi antara flu burung, flu babi, dan flu manusia ini telah merenggut banyak nyawa dan menginfeksi lebih dari 1.500 orang di Meksiko. Flu ini juga telah menjalar ke AS dan menginfeksi 11 orang dan diduga telah pula merambah Selandia Baru. WHO telah memperingatkan semua negara di seluruh dunia agar waspada terhadap kemungkinan munculnya pandemi global. Pandemi flu terakhir kali terjadi pada tahun 1968 saat flu 'Hong Kong' menewaskan sekitar 1 juta orang di seluruh dunia.

Sementara itu di Indonesia sendiri Menurut Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS kepada wartawan di Makassar, Sabtu (25/4), pemerintah melakukan enam langkah untuk kesiapsiagaan mencegah H1N1.

Enam langkah itu adalah:
1. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber
2. Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan.
3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini
4. Melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan
5. Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen,
6. Berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.

Tjandra mengatakan, penyakit flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan penularan antar manusia. Secara umum penyakit ini mirip dengan influenza (Influenza Like Illness-ILI) dengan gejala klinis seperti demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare.

"Virus H1N1 sebenarnya biasa ditemukan pada manusia dan hewan terutama babi tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Begitu juga dengan virus flu burung H5N1 meskipun sama-sama virus influenza tipe A,” ujar Tjandra. Menurut Tjandra, cara penularan flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita. Masa inkubasinya 3-5 hari. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai seperti halnya terhadap flu burung."Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu adalah tahap awal menghindari flu babi,” ujar Tjandra.

Bagaimana dengan Provinsi NAD
Secara geografis Provinsi NAD mempunyai beberapa jalur keluar masuk arus manusia baik melalui laut/Sabang, melalui darat perbatasan Aceh-SUMUT dan melalui udara beberapa bandara seperti SIM dan bandara lainnya yang ada dalam kabupaten di Provinsi NAD.

Disisi lain ada beberapa kawasan kabupaten dalam provinsi NAD yang sangat meresahkan meliputi Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Singkil dan Kota Sabulussalam, dimana dikabupaten tersebut masih ada masyarakat yang mengkonsumsi dan memelihara babi yang kemungkinan besar akan tertular dan terinfeksi dengan gejala virus babi, Kepala Dinas Kehewanan dan Peternakana Provinsi NAD menyebutkan setiap bulannya ada sekitar 200 ekor babi yang dikonsumsi masyarakat non muslim di Aceh atau 2400 ekor pertahun, Serambi Indonesia Kamis, (30 april 2009).

Himbauan Gubernur Pemerintah Aceh untuk tetap Waspada, Serambi Indonesia Kamis, (30 april 2009). merupakan suatu langkah yang sangat bijak untuk langkah antisipasi jangan sampai warga masyarakat di Provinsi NAD menjadi korban keganasan virus babi tersebut, untuk menindaklanjuti perlu segera diambil langkah langkah pencegahan penanggulangan oleh dinas terkait mengingat penyebaran virus tersebut sangat cepat, Langkah terbaik untuk menghindari hal tersebut adalah dengan pemberian vaksin pada bai sebagai upaya pencegahan awal yang perlu dilakukan dari Dinas terkait seperti tindakan yang dilakukan oleh Pemda Jawa arat, untuk menjaga hal hal yang lebih buruk.

Langkah langkah lain yang perlu dilakukan adalah beberapa pintu masuk arus wisatawan salah satunya kawasan pelabuhan Sabang merupakan daerah yang sangat potensial masuk berbagai jenis penyakir menular seperti flu babi, karena pelabuhan tersebut sering disinggahi oleh berbagai kapal luar negeri seperti Singapura, Thailan dan kapal yang lainnya sering melewati selat malaka. Maka sudah saatnya peran KKP/Kantor kesehatan pelabuhan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan Undang Undang yang berlaku ditanah air dan juga Hukum Internasional tentang kesehatan pelabuhan atau IHR (International Health Regulation), dimana salah satu fungsi dan tugas KKP adalah Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali; mengingat beratnya tugas dan tanggung jawab tersebut sudah saatnya SDM dan sarana kelengkapan terus ditingkatkan sehingga dapat melaksanakan tugas secara maksimal.

Sesuai dengan kode etik pengawasan pelabuhan secara hukum internasional, maka peran tugas KKP dapat melaksanakan fungsinya secara optimal dimana bertujuan untuk mencegah masuk dan keluarnya berbagai penyakit menular sehingga jangan sampai kalau kapal yang mendarat dipelabuhan bebas Sabang akan membawa berbagai jenis penyakit menular kekawasan Indonesia khusunya Provinsi NAD. Hal ini dinyatakan kapal terbebas dari penyakit “Steril” oleh Petugas Kesehatan Pelabuhan maka kapal tersebut sudah dizinkan merapat ke Dermaga dengan tanda diturunkannya bendera berwarna kuning.

Sementara itu untuk daerah perbatasan dengan Sumatera Utara yang menjadi lalu lintas arus masuk barang dan manusia yang sangat padat setiap harinya yang berkemungkinan sebagai kawasan yang perlu mendapat perhatian begitu juga dengan Bandara Sultan Iskandar Muda dan bandara bandara lainnya yang ada dalam wilayah Provinsi NAD.

Himbauan tersebut juga mengingatkan kita supaya tidak berdiam diri dan mengambil langkah langkah upaya pencegahan oleh Dinas terkait lainnya yang selalu berkoordinir bersama sama untuk menangulangi jangan sampai adanya jatuh korban seperti kasus kasus flu burung, SARS dan berbagai jenis penyakit flu lainnya. Karena berdasarkan pengalaman kasus kasus penyakit menular yang pernah terjadi dimana akan dilaksanakan penanggulangan pencegahan bila telah ada jatuh korban, bukankah usaha pencegahan (preventif) akan lebih mudah, murah dan mulia untuk dilaksanakan segera dari pada setelah sakit/jatuh koban harus diobati (kuratif).

Sementara statement Menteri Kesehatan bahwa masyarakat tidak perlu kwatir penyebaran flu babi di Indonesia kemungkinannya kecil karena virus tersebut hidup di daerah dingin pada empat musim, Serambi Indonesia Rabu, (29 april 2009), hal tersebut dipahami untuk mencegah kepanikan dalam arti kita tidak boleh lengah dan tetap waspada, data terakhir menyebutkan penularan virus tersebut tidak lagi melalui binatang ke manusia tetapi sudah tingkat dari manusia ke manusia dan ini sangat membahayakan terhadap arus keluar masuk mobilitas penduduk dunia yang datang ke Indonesia khususnya ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Sejarah flu babi
Virus Flu Babi ternyata sudah ada sejak puluhan tahun silam. Jutaan penduduk Eropa pada tahun 1941 dilaporkan tewas akibat endemi penyakit Flu Babi. Secara internasional itu sudah diperingatkan, ini akan menjadi endemik yang mirip dengan kasus pada 1941. Saat itu ada puluhan juta orang meninggal.

Namun selain itu, virus flu babi bisa membuat penderita muntah-muntah dan diare. Demikian seperti diberitakan Reuters, Senin (27/4/2009). Pemerintah AS telah menyatakan wabah flu babi ini merupakan wabah yang serius. Wabah ini juga diyakini akan terus menyebar. Bahkan badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, flu babi merupakan keadaan darurat kesehatan publik yang menjadi keprihatinan internasional. Flu babi ini mendatangkan risiko terbesar terjadinya pandemi berskala besar sejak wabah avian flu yang muncul kembali pada tahun 2003 lalu dan menewaskan 257 orang dari 421 penderita di 15 negara

Apakah flu babi itu dan bagaimana cara pencegahannya? Berikut jawaban dari Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat atau Centers for Disease Control and Prevention

Apakah flu babi itu?
Flu babi adalah penyakit pernafasan yang menyerang babi, biasanya penyakit itu tak menular pada manusia. Ketika babi terkena penyakit ini, menurut data WHO 1-4 persen mati. Kadang flu babi juga diidap manusia yang bersentuhan dengan babi. Flu babi yang menyerang saat ini berbeda dengan jenis flu yang biasanya ada pada manusia atau babi. Jenis flu baru ini terdiri dari materi genetik babi, burung, dan manusia. Menurut WHO tak seperti flu babi biasanya, jenis baru ini bisa menular antar manusia.

Babi bisa dikatakan sebagai 'mangkuk pencampur' virus. Burung tak bisa menularkan flu ke manusia. Sedangkan babi rentan mengidap flu burung. Para ahli telah lama mengkhawatirkan flu burung yang diidap babi lantas bermutasi di tubuh babi menjadi virus yang lebih berbahaya dan bisa menular ke mamalia lain, termasuk manusia.
Jenis flu ini kelihatannya sensitif dengan antivirus seperti Relenza and Tamiflu, tapi tak mempan terhadap Amantadine, Symmetrel, Rimantadine, atau Flumadine. Dalam kondisi flu biasa, jika mengkonsumsi obat 48 jam setelah bisa meringankan sakit. Gejalanya mirip flu pada umumnya yakni demam, lelah, nafsu makan hilang, dan batuk. Beberapa penderita mengelami hidung berlendir, tenggorokan sakit, muntah-muntah, dan diare.

Tetap tinggal di rumah atau sekolah untuk menghindari penularan ke orang lain. Jangan bepergian terutama dengan pesawat. Hubungi dokter untuk mendapatkan arahan tindakan, namun jangan mengunjungi klinik atau rumah sakit yang belum melakukan persiapan untuk merawat pasien flu babi.

Bagaimana cara menghindari flu babi?
Biasakan mencuci tangan secara teratur, menggunakan sabun. Pakailah masker ketika bepergian di daerah ramai untuk menghindari penyebaran kuman. Flu Babi alias Swine Flu atau H1N1 setidaknya sudah menewaskan 68 orang di Meksiko. Pandemi Flu Babi juga telah menyebarkan ke Amerika Serikat. Bahkan Badan Kesehatan Dunia WHO sudah menyatakan pandemi Flu Babi sudah berada di level 6 alias pandemi global.

Delapan kasus Flu Babi yang ditemukan di Amerika Serikat diduga ditularkan antar manusia. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan dugaan tersebut saat konferensi pers di Hotel Imperial Aryaduta Makassar. Dia menjelaskan, Flu Babi yang muncul saat ini adalah virus tipe A H1N1. "Ada H1N1, H1N2, H3N1, H3N2. Dan yang ditemukan adalah H1N1," ujarnya, Sabtu (25/4/2009).

Tjandra menambahkan, virus tersebut berbeda dengan virus Flu Burung. Pada Flu Burung, virus H5N1 tidak ada penularan antar manusia. Dugaaan sementara, virus H1N1 penyebab Flu Babi dapat menular antar manusia. "H5N1 tidak sama dengan H1N1, sangat berbeda. Virus ini berdekatan dengan virus flu biasa tipe A," terangnya. Sebelumnya, virus Flu Babi mewabah di Meksiko. Dari 878 orang yang mengalami gejala Flu Babi, 152 orang telah meninggal dunia. 20 di antaranya telah conform terkena virus H1N1 penyebab Flu Babi. Selain itu, delapan kasus yang ditemukan di Amerika Serikat juga telah conform Flu Babi.

Tinggal menunggu waktu
Ahli ilmu virus China mengingatkan kemungkinan terjadinya pandemi flu babi (swine flu). Menurutnya hal itu tinggal menunggu waktu. "Kita tinggal hitung mundur untuk sebuah pandemi," kata Guan Yi, Profesor di Universitas Hong Kong yang telah membantu memerangi wabah SARS dan flu burung. "Saya pikir penyebaran virus ini pada manusia tidak mungkin diatasi dalam waktu dekat... sudah ada kasus di hampir semua wilayah. Gambarannya berubah setiap saat," kata Prof Guan seperti dilansir Reuters, Senin (27/4/2009).

Diimbuhkan pakar China itu, akan jadi masalah besar jika flu babi mencapai China dan India. Sebab penduduk negeri itu begitu padat dan infrastruktur kesehatan masih belum memadai. Saat ini masih banyak pertanyaan seputar virus strain baru ini. Misalnya, mengapa kasus flu babi ini lebih ringan di AS dan jauh lebih mematikan di Meksiko.

"Itu kelihatannya lebih lemah di AS saat ini, tapi kita tidak tahu apakah virus itu akan menjadi lebih ganas ketika sampai ke tempat-tempat lainnya karena virus terus bermutasi," tandas Prof Guan. Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO menyebut virus flu babi ini sebagai masalah darurat kesehatan publik internasional yang bisa menjadi pandemi atau wabah global.

Memang masih ada sebagian orang yang mengganggap flu babi tidak akan ada di Aceh karena mayoritas masyarakatnya beragama islam dan tidak mengkonsumsi daging babi, pernyataan diatas belum tentu benar semuanya, bukankah perbatasan provinsi Aceh dan Sumut dimana provinsi tetangga tersebut masih ada sebagian masyarakatnya mengkonsumsi daging babi, sehingga kemungkinan besar akan terlular dan menjalar ke Pronvinsi yang kita cintai ini.

Tulisan ini tentu bukan upaya pencegahan, tapi sekedar mewanti wanti karena kewaspadaan bukan barang haram, Mudah-mudahan bencana wabah penyakit flu babi dengan harapan Pemerintah Aceh memperhatikan keselamatan warganya, sudah cukup bencana besar maupun kecil yang harus dihadapi, oleh karena itu pemerintah, dinas terkait, akademisi dan masyarakat aceh lainnya bersama bekerja sesuai dengan tangung jawabnya, menjaga jangan sampai penyakit yang berbahaya tersebut ada di bumi serambi mekkah. Semoga..!
T. Hamdani, ST
Staf pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Depkes NAD
Mhs Pasca sarjana TML F.T. Kimia Unsyiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar